Friday, March 3, 2017
Orang yang Tidak Takut dengan Kematian
Orang yang Tidak Takut dengan Kematian
Ia dibawa menghadap kepada Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi.
Lantas Hajjaj bertanya kepadanya, Siapa namamu?
Ia menjawab, Said bin Jubair.
Hajjaj berkata, Bukan, kamu adalah Syaqi bin Kusair.
Ia menanggapi, Ibuku lebih mengetahui namaku daripada dirimu.
Hajjaj menambahkan, Celaka ibumu dan juga kamu.
Ia menjawab, Yang mengetahui hal ghaib bukanlah kamu.
Hajjaj berkata, Sungguh, saya akan mengganti duniamu dengan api yang menyala-nyala.
Ia berkata, Seandainya aku mengetahui hal tersebut, pastilah saya menjadikanmu sebagai Tuhan.
Hajjaj berkata, Apa pendapatmu mengenai Muhammad?
Ia menjawab, Beliau adalah Nabi yang membawa kasih sayang dan pemimmpinnya orang yang mendapat petunjuk.
Hajjaj melanjutkan, Apa pendapatmu mengenai Ali? Apakah ia di surga atau di neraka?
Ia menjawab, Jika engkau telah masuk ke dalam neraka dan kamu mengetahui siapa yang berada di dalamnya, pastilah engkau mengetahui penduduk neraka. Hajjaj bertanya lagi, Apa pendapatmu mengenai para khalifah?
Ia menjawab, Saya bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. Hajjaj melanjutkan, Siapakah di antara mereka yang paling engkau sukai?
Ia menjawab, Orang yang paling diridhai oleh Sang Penciptaku.
Hajjaj bertanya, Siapa orang yang paling diridhai oleh Sang Pencipta?
Ia menjawab, Pengetahuan mengenai hal ini ada di sisi Dzat yang mengetahui rahasia dan bisikkan mereka.
Hajjaj berkata, Saya ingin engkau jujur kepadaku.
Ia menjawab, Jika saya tidak menjawab pertanyaanmu, berarti saya tidak berdusta kepadamu.
Hajjaj berkata, Mengapa engkau tidak tertawa?
Ia menjawab, Bagaimana bisa tertawa seorang makhluk yang diciptakan dari tanah sedangkan tanah dapat dilalap api.
Hajjaj berkata, Bagaimana dengan kami yang bisa tertawa?
Ia menjawab, Karena hati manusia tidaklah sama.
Hajjaj hendak membujuk Said dengan keindahan dan permainan dunia. Lantas ia memerintahkan agar didatangkan mutiara, zamrud, dan permata. Semua benda tersebut dikumpulkan di hadapannya.
Said berkata kepada Hajjaj, Jika engkau mengumpulkan semua ini agar engkau terlindungi dari ketakutan pada Hari Kiamat, maka bagus. Jika tidak demikian, maka hal ini akan menjadi sebauh teror di mana semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya. Tidak ada kebaikan sedikit pun dalam sesuatu yang dikumpulkan hanya untuk dunia kecuali harta yang baik dan dizakati.
Lantas Hajjaj menyuruh agar diambilkan alat musik gambus dan seruling. Ketika kecapi itu dimainkan dan seruling ditiup, Said menangis, lalu Hajjaj bertanya, Apa yang membuatmu menangis? Apakah permainan musik ini?
Said menjawab, Yang membuatku menangis ialah kesedihan. Tiupan tersebut mengingatkanku akan hari agung, yaitu hari sangkakala ditiup. Sedangkan kecapi tersebut berasal dari pohon yang ditebang tanpa hak, tali senarnya berasal dari kulit kambing yang akan dibangkitkan bersamanya pada Hari Kiamat.
Lantas Hajjaj berkata, Celakalah engkau Said!
Said menimpali, Tidak ada celaka bagi orang yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga.
Lalu Hajjaj berkata, Pilihlah Said! (maksudnya, pilihlah dengan cara apa saya membunuhmu).
Ia menjawab, Terserah kamu sendiri, hai Hajjaj! Demi Allah, Engkau tidak akan membunuhku melainkan Allah Subhanahu wa Taala pasti akan membunuhmu dengna cara yang sama di akhirat.
Hajjaj berkata, Apakah kamu ingin saya ampuni?
Ia menjawab, Sesungguhnya ampunan ialah dari Allah Subhanahu wa Taala, sedangkan kamu tidak mempunyai hak membebaskan dan memberi ampunan.
Hajjaj berkata kepada tentaranya, Bawalah ia pergi, lalu bunuhlah dia. Ketika Said dibawa keluar, ia tertawa. Lantas Hajjaj diberitahu mengenai hal ini, lalu Said dibawa kembali lagi.
Hajjaj bertanya, Apa yang membuatmu tertawa?
Ia menjawab, Saya takjub pada kelancanganmu terhadap Allah Subhanahu wa Taala dan kesabaran-Nya terhadapmu.
Hajjaj berkata, Bunuhlah dia!
Lalu Said mengucapkan:
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik. (QS. Al-Anam: 79)
Hajjaj berkata, Hadapkanlah wajahnya ke selain arah kiblat. Lalu Said mengucapkan:
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain. (QS. Thaahaa: 55)
Hajjaj berkata, Sembelih dia!
Said berkata, Sesungguhnya saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang benar selain Allah Yang Esa. Tiada sekutu baginya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ambillah dariku sampai engkau bertemu denganku pada hari Kimat.
Kemudian Said berdoa, Ya Allah! Janganlah engkau memberinya kesempatan untuk membunuh seorang pun setelah aku.
Said dibunuh pada bulan Syaban tahun 96 H. Setelah itu Hajjaj meninggal dunia pada bulan Ramadhan pada tahun itu juga. Allah Subhanahu wa Taala tidak memberinya kesempatan untuk membunuh seorang pun setelah Said hingga ia meninggal dunia.
Pada saat Said disembelih, ternyata darahnya mengalir sangat banyak. Lantas Hajjaj memanggil para dokter. Ia menanyakan kepada mereka mengenai Said dan orang-orang yang telah ia bunuh sebelumnya. Sesungguhnya orang-orang yang dibunuh sebelum Said, darahnya yang mengalir hanya sedikit. Lantas para dokter menjawab, Ketika Said dibunuh, nafasnya masih bersamanya. Darah itu mengikuti nafas. Sedangkan selain Said, ternyata nafasnya telah hilang lantaran ketakutan. Oleh karena ituah darah yang mengalir hanya sedikit.
Ketika Hasan al-Basri mengetahui bahwa Hajjaj telah membunuh Said bin Jubair dengan cara disembelih, maka ia berdoa, Ya Allah! Binasakanlah orang fasik yang keterlaluan itu. Demi Allah, seandainya semua yang ada di antara langit dan bumi bekerja sama untuk membunuh Said. Pastilah Allah Subhanahu wa Taala akan menceburkan mereka semua ke dalam neraka.
Ketika Hajjaj menjelang kematiannya, ia mengalami pingsan kemudian sadar kembali dan berujar, Apa yang terjadi pada diriku dan Said bin Jubair? Pada saat sakit, ketika tidur ia pernah bermimpi melihat Said sedang memegang ujung pakaiannya dan berkata kepadanya, Hai musuh Allah! Dalam rangka apa kamu membunuhku? Lantas ia pun terbangun dalam keadaan ketakutan. Ia berkata, Apa yang terjadi pada diriku dan Said bin Jubair? Setelah Hajjaj meninggal dunia ia dimimpikan di dalam tidur, lalu ditanyakan kepadanya, Apa yang diperbuat oleh Allah Subhanahu wa Taala terhadapmu? Ia menjawab, Dia membunuhku untuk setiap orang-orang yang kubunuh. Dan Dia membunuhku sebanyak 70 kali karena saya membunuh Said bin Jubair.
Said bin Jubair merupakan salah seorang yang paling hafal Alquran al-Karim dan sangat mengetahui tafsir sebagaimana ia juga orang yang paling mengetahui hadis, halal, dan haram. Wafa bin Iyas berkata, Pernah suatu hari Said berkata kepadaku pada bulan Ramadhan, Pertahankanlah untuk terus membaca Alquran. Makanya, beliau tidak beranjak dari tempatnya sebelum mengkhatamkan Alquran. Said berkata mengenai dirinya sendiri, Saya membaca Alquran secara keseluruhan di dalam dua rekaat shalat sunah di Baitullah yang mulia.
Semoga Allah merahmatinya dan memberinya pahala.
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1
sumber : http://kisahmuslim.com/orang-yang-tidak-takut-dengan-kematian/
mencari ketenangan jiwa
Go to link Download